Kilas Balik Hari Buruh di Tanah Air




Hari Buruh atau populer dengan sebutan “May Day” yang diperingati setiap tanggal 1 Mei ini, tentunya memiliki sejarah tersendiri di tanah air. Pada awalnya May Day merupakan momen untuk mengenang tuntutan buruh Amerika Serikat pada 1 Mei 1886 untuk mempersingkat jam keja menjadi delapan jam. Para buruh Amerika Serikat memperjuangkan haknya dengan melakukan demontrasi besar-besaran di The Haymarket, Chicago. Di tengah-tengah orasi, seseorang meletakkan bom. Kemudian ditemukan korban jiwa sebanyak delapan puluh orang buruh akibat peristiwa tersebut.

Lalu, bagaimana May Day mulai dirayakan di tanah air?

Orde Baru
Era Orde Baru adalah bagian dari masa kelam pejuang buruh. Pada era ini muncul stigma bahwa serikat pekerja sangat erat kaitannya dengan komunis. Tak ayal, rezim yang dibuat khawatir dengan komunis ini berujung pada pembelengguan kebebasan berserikat dan berkumpul para buruh.

Pembelengguan tersebut terlihat dari sikap Soeharto dalam membubarkan salah satu organisasi buruh yang cukup besar pada era Orde Baru, yaitu Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Dalam pembubarannya Soeharto menggunakan tindakan yang brutal sehingga menimbulkan trauma di kalangan pejuang buruh. Serikat buruh digiring untuk lebih berorientasi ekonomis, bukan lagi mempermasalahkan kelas.

Selain itu, Kasus Marsinah menjadi bukti kelamnya pejuang buruh pada Era Orde Baru. Pada 4 Mei 1993 para buruh berunjuk rasa dan mogok total. Hingga 5 Mei, Marsinah dan rekan-rekannya masih aktif dalam unjuk rasa dan perundingan. Marsinah menjadi salah satu dari 15 perwakilan karyawan yang berunding dengan pihak perusahaan. Namun, pada 5 Mei siang, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dituding menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo kemudian dipaksa mengundurkan diri dari CPS. Marsinah mengancam akan melapor ke pengadilan terkait peristiwa tersebut. Namun setelah itu, sekitar pukul 22.00, Marsinah lenyap. Pada 6-7 Mei, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya. Pada 8 Mei, Marsinah ditemukan di hutan Dusun Jegong, Desa Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, telah menjadi mayat. Saat tewas, usianya baru 24 tahun. Pada jenazahnya terdapat tanda-tanda bekas penyiksaan berat. 

Reformasi

            Reformasi merupakan titik terang bagi pejuang buruh usai Rezim Soeharto kandas. “May Day” mulai digaungkan oleh para aktivis buruh, mahasiswa dan kaum miskin kota yang diback-up beberapa akademisi.

Dilansir dari laman kompas.com, pada tanggal 2 Mei 2000 para buruh dibantu mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut 1 Mei menjadi hari buruh di Indonesia sekaligus menetapkan hari itu pula sebagai hari libur nasional. Kompas mencatat, unjuk rasa itu membuat gerah pengusaha. Sebab, selain dilakukan masif di kota-kota besar di Indonesia, aksi itu digelar satu pekan lamanya. Bahkan, PT Sony Indonesia sampai mengancam hengkang ke Malaysia jika para pekerja tidak kembali bekerja. Tahun 2002, Menteri Tenaga Kerja Yacob Nuwa Wea menyatakan, 1 Mei tidak akan jadi hari libur nasional. Alasannya, pemerintah telah menetapkan 15 hari sebagai hari libur nasional. Intinya, berlebihan jika 1 Mei juga ditetapkan sebagai hari libur nasional (Kompas, 24 April 2002). Meski Soeharto tumbang, Presiden setelahnya, baik Gus Dur maupun Megawati, tidak memberi angin segar apa-apa bagi tuntutan buruh soal 'May Day'.

            SBY
Pada tanggal 29 April 2013 Presdien Yudhono menghadiahkan kado istimewa kepada para buruh dengan menetapkan 1 Mei sebagai hari buruh dan libur nasional. Namun, kaum buruh sempat menaruh keraguan kepada rezim SBY. SBY dianggap mempunyai kebiasaan melakukan kunjungan ke luar kota atau ke luar negeri saat buruh berdemonstrasi menyuarakan aspirasinya.

            Joko Widodo
            Pada Era Joko Widodo dapat dikatakan kaum buruh berada pada puncak tertingginya. Jokowi melakukan peletakan batu pertama pada dua tower rumah susun khusus untuk pekerja/buruh. Proyek ini adalah bagian dari program sejuta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Tentunya hal ini menjadi momentum bagi pemerintahan Jokowi dalam menularkan program rumah murah bagi buruh.

Penulis            : Dina Emelda
Kilas Balik Hari Buruh di Tanah Air Kilas Balik Hari Buruh di Tanah Air Reviewed by LPM Lensa Poliban on Selasa, Mei 01, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar