Sukses Lolos PKM, Mahasiswa Poliban Ingin Melestarikan Musik Panting Berbasis Virtual Reality

          Program Kreativitas Mahasiswa atau PKM telah diselenggarakan sejak tahun 2001 yang merupakan salah satu program dalam mengasah suatu kemampuan mahasiswa di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban). Pada tahun ini, Poliban dapat meloloskan mahasiswanya sampai ke pendanaan tingkat nasional. Orang-orang hebat yang telah berhasil lolos di tahap nasional ini adalah Ahmad Fadhillah Asshaufi, Maya Astuti, Noor Saputri, dan Ahmad Nur Helmi. PKM yang diikuti oleh Maya beserta timnya kali ini merupakan PKM-KI yaitu Program Kreativitas Mahasiwa di bidang Karya Inovatif.

         Diketahui pada beberapa waktu lalu PKM hanya mengangkat 5 bidang dalam kompetensinya, namun sekarang PKM menambahkan 3 bidang lagi sehingga menjadi 8 bidang yang mana salah satunya ialah bidang yang dijalani Maya beserta timnya.

         Maya selaku perwakilan tim mengatakan jika judul PKM yang mereka ambil yaitu "Inovasi Teknologi Simulasi Musik Panting Berbasis Virtual Reality Menggunakan Kontrol Leap Motion Untuk Melestarikan Musik Tradisional Khas Banjarmasin" dimana mereka nantinya akan membuat simulasi virtual reality yang di dalamnya terdapat objek alat musik panting. Alat musik panting tersebut nantinya akan dimainkan dengan memanfaatkan sensor tangan bernama Leap Motion. Sehingga mereka berharap hal ini dapat menjadi salah satu cara sebagai bentuk melestarikan alat musik tradisional khas Kalimantan Selatan.

         Cara penggunaannya pun cukup mudah, yang mana hanya menggunakan sensor gerak tangan tanpa harus menggunakan alat musik panting itu sendiri dikarenakan dalam memainkannya hanya perlu memanfaatkan sensor gerak untuk memainkan alat musik tersebut.

         Sebelum memutuskan untuk mengambil alat musik panting, Maya beserta tim melakukan riset bersama dosen pembimbing yang mana alat musik panting ini lah yang lebih cocok untuk diangkat ke dalam proposal sehingga mereka sepakat untuk mengambil alat musik panting ini dibandingkan dengan alat musik lainnya. Saat ini Maya mengungkapkan jika timnya sedang berfokus mempersiapkan diri untuk monitoring dan evaluasi (monev) agar mereka mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga, setelah monev nantinya akan ada hal lain yang akan dicapai selanjutnya yaitu Pimnas atau Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. Pada salah satu persiapan monev kali ini Maya dan tim mengembangkan objek 3 dimensi dari alat musik panting dalam virtual reality.

         Potensi yang dilihat dari alat musik panting ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan alat musik tradisional lainnya. Padahal, masih banyak alat musik khas dari Kalimantan Selatan yang dapat di explore. Namun, dibalik itu pastinya masih terdapat tantangan apakah alat musik tersebut dapat diimplementasikan ke dalam virtual reality. Sejauh ini Maya mengungkapkan bahwa masih belum ada alat musik lain yang dapat berpotensi untuk dimasukkan ke dalam aplikasi virtual reality seperti musik panting. Sebelum alat musik panting dimasukkan ke dalam aplikasi virtual reality pastinya telah dilakukan observasi yang cukup panjang sebelum diputuskan jika alat musik panting merupakan alat musik yang tepat.

         Maya dan tim juga sepakat jika alat musik panting ini dikembangkan menjadi virtual reality dapat menjadikan alternatif yang baik dalam memainkan alat musik tersebut. Karena untuk menemukan alat musik panting di Kalimantan Selatan itu sendiri masih tergolong sulit. Diketahui dalam pembuatan alat musik panting membutuhkan bahan baku kayu yang sangat susah untuk didapatkan.

         Maya mengungkapkan mengapa lebih memilih alat musik panting dibandingkan dengan alat musik lainnya yaitu dikarenakan minat dan pengetahuan masyarakat khususnya di Kalimantan Selatan dapat dikatakan sangat kurang bahkan rendah mengenai alat musik panting. Padahal alat musik panting ini merupakan alat musik tradisional khas Kalimantan Selatan itu sendiri tetapi tergolong sulit untuk ditemui terlebih lagi jika di daerah perkotaan. Dengan begitu, Maya dan tim sepakat untuk mengangkat alat musik panting ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa kali ini dan bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Kalimantan Selatan.

          "Kami sangat bersyukur telah sampai di tahap ini, banyak pelajaran yang dapat diambil seperti kerjasama tim, menyusun tiap rencana termasuk membuat anggaran bahkan kami juga dapat belajar mengenai dasar-dasar musik panting itu sendiri." Ungkap Maya selaku perwakilan tim ketika mengikuti Program Kreativitas Mahasiwa tahun 2022 kali ini.

         
Penulis : Karina Salsabella Putri

Sukses Lolos PKM, Mahasiswa Poliban Ingin Melestarikan Musik Panting Berbasis Virtual Reality Sukses Lolos PKM, Mahasiswa Poliban Ingin Melestarikan Musik Panting Berbasis Virtual Reality Reviewed by LPM Lensa Poliban on Minggu, Juni 26, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar