Kenaikan BBM Tuai Pro Kontra di Kalangan Mahasiswa
Pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan nonsubsidi terhitung sejak Sabtu (3/9/2022) tentu saja dengan adanya kenaikan harga BBM ini menuai banyak pro dan kontra khususnya di tengah kalangan mahasiswa itu sendiri.
“Setelah melihat kondisi di masyarakat dan pengaruhnya, saya lebih memilih menjadi tim kontra, karena, dengan naiknya harga BBM ini otomatis bahan pokok sehari-hari serta daya jual beli menjadi naik, ditambah lagi situasi sekarang baru mulai membaik dari Covid-19,” tegasnya ketika diwawancarai reporter LPM Lensa.
Namun, ada juga mahasiswa lainnya yang justru berbeda pendapat dan menyetujui mengenai kenaikan harga BBM ini. Ia menuturkan, “Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, agar masyarakat yang mampu, tidak menyalahgunakan BBM subsidi sebagai salah satu bahan bakar utama, sebab BBM subsidi hanya diperuntukan bagi orang yang memiliki ekonomi menengah kebawah. Sejak adanya kenaikan BBM ini, sudah terlihat banyak orang yang menggunakan angkutan umum untuk bepergian seperti ke kampus atau ke tempat kerja dengan alasan lebih hemat. Akhirnya fasilitas yang sudah disediakan pemerintah dapat digunakan bukan hanya sekedar pajangan.”
Kenaikan harga BBM tentu saja dapat dirasakan oleh semua kalangan termasuk mahasiswa, tapi apakah dampak yang ditimbulkan dari naiknya harga BBM ini memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap uang saku yang diterima mahasiswa setiap bulannya? Atau justru hal ini tidak ada kaitannya dengan uang saku bulanan mereka?
“Mungkin bagi sebagian mahasiswa berpengaruh, tapi untuk lingkungan saya sendiri tidak, karena sejauh ini untuk lingkungan teman-teman saya tidak ada yang protes terkait kenaikan harga BBM untuk lingkungan saya biasa-biasa saja, hanya saja yang mereka keluhkan terkait panjangnya antrean di SPBU,” ujar mahasiswa yang berada di tim pro.
“Sangat berdampak, sebab yang semula masalah finansial orang tua masih aman saja, tiba-tiba harus mengocek lebih lagi, ditambah sekarang kuliah sudah mulai normal sehingga secara tidak langsung menggunakan transportasi yang menggunakan BBM ditambah lagi biaya pembelian kuota internet dan untuk jajan sehari-hari,” pendapat mahasiswa lainnya.
Beberapa upaya telah dilakukan oleh mahasiswa seperti digelarnya aksi demonstrasi guna menolak kenaikan BBM tapi, apakah aksi demonstrasi yang dilakukan ini akan memiliki peluang untuk menurunkan kembali harga BBM, beberapa tanggapan mahasiswa terkait hal tersebut.
“Jikalau aksi demonya serentak yang dimana satu visi, satu misi, satu tujuan dan satu perspektif entah itu mahasiswa seluruh Indonesia maupun masyarakat umum ikut andil. Jawaban saya iya, memiliki peluang, toh kenaikan BBM yang terjadi sekarang ini kali ke-4nya di era Presiden Jokowi.”
“Peluang untuk menurunkan kembali harga BBM itu pasti ada tapi tidak serta merta kembali ke harga awal, mungkin hanya turun 1% dari harga sekarang,” jelas mahasiswa lainnya.
Presiden Joko Widodo menegaskan telah melakukan berbagai upaya agar harga BBM tidak perlu naik, tak hanya itu beliau juga menuturkan bahwa “Saya sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN, tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.”
Penulis: Khoirum Nisa
Sumber Foto: katadata.co.id

Tidak ada komentar