Lakukan Penelitian Terapan, Dosen Poliban Bersama Profesor Jepang Berhasil Ciptakan Purwarupa Teknologi Penerjemah Bahasa Banjar
Sedang hangat dibicarakan netizen, salah satu dosen Politeknik Negeri Banjarmasin melakukan penelitian yang menciptakan teknologi aplikasi untuk menerjemahkan Bahasa Banjar atau purwarupa Bahasa Banjar, adapun nama penelitian ini yakni Wearable Technology Application for Banjar Language Translator to Support Ease of Communication: Prototyping and Sustainability Opportunities.
Tujuan dari penelitian ini pun tidaklah main-main yaitu untuk memudahkan para wisatawan nasional hingga asing dalam memahami dan mengerti Bahasa Banjar sehingga membuat komunikasi lebih mudah antara masyarakat lokal Banjar dengan wisatawan.
Purwarupa Bahasa Banjar diciptakan oleh Aulia Akhrian Syahidi, M.Kom. atau yang kerap dipanggil Pak Rian. Saat ini dia menjadi dosen tetap Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Kota Cerdas (SIKC). Ia merupakan lulusan dari Magister (S2) Ilmu Komputer Universitas Brawijaya bahkan menjadi seorang Yudisium Terbaik pertama Tingkat Magister (S2) Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang periode I tahun akademik 2019/2020. Ia juga sempat mengenyam pendidikan melalui program master’s student by research di Hiroshima University Jepang pada semester 3 saat menjalani program S2 dengan beasiswa RISET (Research Intensification for Sustainable Education and Training) dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya dan beasiswa Hirashima Sensei Lab. (Learning Engineering Laboratory) Hiroshima University Jepang. Tidak hanya sampai disitu saja, ia juga memiliki segudang prestasi di kancah internasional yaitu menjadi peraih 2 kali Best Paper (Artikel Penelitian Terbaik) yang dilaksanakan di Asian Institute of Technology, Thailand (2018) dan di Nanyang Technological University, Singapura (2019) serta peraih ide penelitian terapan terbaik di Tokyo International Exchange Center, Jepang yang dilaksanakan oleh Studec International dan Japan Student Services Organization (JASSO) pada tahun 2018.
Dengan prestasi yang ia miliki pada akhirnya membawa ke penelitian purwarupa Bahasa Banjar dengan latar belakang utamanya untuk mengangkat dan melestarikan kearifan lokal yang dimiliki oleh Kalimantan Selatan yaitu Bahasa Banjar sehingga dapat mengenalkannya kepada masyarakat dunia.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Augmented Reality and Virtual Reality (Lab. ARVR) Politeknik Negeri Banjarmasin bersama seorang dosen dari Saga University Jepang yaitu Prof. Kohei Arai, Ph.D. Untuk dapat berdiskusi dengan Prof. Arai, maka dilakukan melalui aplikasi Webex setiap 1 bulan sekali. Prof. Arai sendiri juga mengirimkan alat wearable yang mirip seperti smartwatch yang didatangkan langsung dari Lab. Saga University Jepang dan kemudian dilakukan pengkodean oleh Aulia Akhrian Syahidi di Lab. ARVR dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Python dilengkapi voice recognition yang menerapkan algoritma Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Hidden Markov Model (HMM).
Ia menuturkan bahwa teknologi ini menggunakan 2 algoritma utama yaitu: Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Hidden Markov Model (HMM) Suara yang diucapkan oleh pengguna ditangkap menggunakan mikrofon kemudian dikonversi. MFCC digunakan untuk mengubah ucapan yang direkam menjadi teks. Metode ini melakukan ekstraksi ciri, yaitu proses yang mengubah sinyal suara menjadi beberapa parameter. Dengan keunggulan dapat menangkap karakteristik suara untuk pengenalan suara, atau dengan kata lain mampu menangkap informasi penting yang terkandung dalam sinyal suara dan menghasilkan data yang minimal, tanpa kehilangan informasi penting yang dikandungnya. Sedangkan HMM bertugas mengubah teks menjadi ucapan.
“Kemudian kami membuat database sendiri untuk memasukkan Bahasa Banjar dan memasangkannya dengan Bahasa Indonesia untuk menerjemahkannya menjadi teks atau mengubahnya menjadi suara. Hasil terjemahan akan ditampilkan di layar, dimungkinkan juga untuk mendengarkan terjemahan yang diucapkan melalui speaker,” jelasnya ketika diwawancarai melalui WhatsApp.
Ia juga menuturkan bahwa target pengguna dari sistem ini adalah masyarakat lokal Banjarmasin terkhusus yang tidak bisa berbahasa Indonesia dengan fasih dan juga para wisatawan domestik yang juga tidak fasih dan memahami Bahasa Banjar.
Purwarupa ini sudah diuji cobakan kepada 200 pengguna baik masyarakat lokal Kota Banjarmasin maupun wisatawan domestik dengan hasil bahwa purwarupa teknologi ini layak dilanjutkan ke tahap pengembangan berikutnya dalam rangka memudahkan komunikasi. Selain itu juga untuk mendukung Kalimantan Selatan yang akan menjadi gerbang dari IKN, maka dampaknya akan banyak para wisatawan yang akan berkunjung.
“Kami mengusulkan agar kedepannya dapat mengimplementasikan teknologi ini kepada masyarakat luas setelah dilaksanakannya proses refactoring dan software increment, lalu menambahkan fitur terjemahan dari Bahasa Inggris ke Bahasa Banjar untuk memudahkan wisatawan mancanegara. Faktor lain yaitu kepekaan terhadap pelafalan bahasa (logat) menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan pengenalan ucapan agar pendeteksian lebih tepat dan akurat, teknik untuk mengatasi kebisingan, dan melengkapinya dengan fitur pendukung cerdas lainnya juga dapat direkomendasikan. Selain itu kami berharap penelitian ini dapat diakses oleh semua orang dan dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah terutama untuk mewujudkan tren dari Smart City (Kota Cerdas).” tutupnya.
Reporter: Nor Nabila dan Sylvia Dorie
Tidak ada komentar