Balap Karung

https://st2.depositphotos.com


Dimas memacu sepedanya menuju lapangan tempat Ia bermain bersama teman-temannya. Dimas dengan seragam merah putihnya dan menenteng es teh cekek di tangan kirinya melaju dengan sepedanya di tengah terik matahari. Dimas membelokkan sepeda ke kiri di pertigaan di kampungnya dan melihat orang-orang sedang mendekorasi jalan dengan bendera merah putih. Dimas melambatkan kecepatan sepedanya untuk melihat dekorasi di sepanjang jalan. Tak terasa Dimas telah sampai di lapangan lalu menghentikan sepedanya. Ia melihat teman-temannya bermain sepak bola tanpa alas kaki. Dimas memarkir sepeda, melepas sepatu dan tas, lalu menghabiskan es cekeknya dan berlari menuju teman-temannya. 


Dimas dan teman-temannya memutuskan untuk menyudahi permainan mereka karena sudah lelah. Mereka menyelonjorkan kaki di tepi lapangan sambil merenung melihat lapangan. Salah satu temannya menyeletuk, “Ini udah bulan Agustus ya? Bakal asik nih banyak lomba, kalian mau ikut lomba apa?” ucap anak berambut ikal bernama Hari itu. Anto yang duduk di sebelah Hari menjawab, “panjat pinang asik kali ye, kalo menang emak bangga.” “Setuju cuy, keknya taun ini lumayan deh hadiahnya” sahut Hari. “Kalo aku sih makan kerupuk, lumayan cemilan gratis” ucap anak berbadan gemuk bernama Zaki. “Kamu mah semuanya dimakan Ki, Apa sih yang gak kamu makan?” ucap Dimas. Hari nyeletuk, “daun sama batu yang dia gak demen dim.” Mereka sontak tertawa. 


Mereka bergegas untuk pulang karena perut mereka sudah mengadu untuk diberi makan. Dimas dalam perjalanan pulangnya memikirkan lomba 17 Agustus yang sangat beragam. Dimas tertarik mengikuti lomba balap karung. Sambil mengayuh sepedanya Dimas berpacu dengan kecepatan. Tak lupa memikirkan lomba balap karung dalam angan-angannya. Saat berada di tikungan tajam tiba-tiba saja dari arah yang berlawanan tampak seorang pemuda dengan sepeda motornya melaju kencang dan kecelakaan tak terhindarkan. BRAKKKKKK! Dimas jatuh tersungkur dari sepedanya. Dimas tampak tak terluka parah namun kaki kirinya tidak bisa digerakkan. Warga setempat segera mengerubungi dan menolong Dimas dan pengendara sepeda motor. Mereka membawa Dimas ke puskesmas terdekat untuk diobati.


Dimas terkulai lemas karena tak bisa menggerakan kaki kirinya. Orang tua Dimas segera datang setelah dihubungi oleh warga yang menolong Dimas.Terlihat raut wajah khawatir ayah dan ibu Dimas saat mendatangi Dimas di salah satu ranjang. “Dim, Dim… Jantung Ibu mau copot Dim pas denger kamu kecelakaan….Alhamdulillah kamu masih hidup nak,” ucap Ibu Dimas. Ibu Dimas segera memeluk Dimas erat. Beruntung sekali Dimas tidak kehilangan nyawanya. Dimas hanya mengalami keseleo pada kaki kirinya. Sore itu, Dimas pulang bersama orang tuanya. 


Dimas meratapi nasibnya yang hanya bisa berdiam diri di kamar. Hari-harinya diisi dengan makan dan tidur siang. Dimas juga belajar agar tidak tertinggal pelajaran di sekolah. Dimas sangat bosan harus bermain sendiri di rumah. Ia juga memasrahkan dirinya untuk tidak mengikuti lomba 17 Agustus tahun ini. Dimas memandang ke arah luar lewat jendela di kamarnya. Dimas melihat teman-teman seumurannya yang tengah asyik bermain kejar-kejaran. Dimas merasa sedih dan berdoa semoga Ia lekas sembuh dan keadaan kembali seperti semula. 


Lima belas hari Dimas harus mengistirahatkan dirinya dari aktivitas luar. Hari itu tepat pada 17 Agustus Dimas dapat berjalan beraktivitas kembali seperti semula. Hari sebelumnya Dimas telah melatih dirinya dengan berjalan, melompat dan berlari. Pada hari itu, Dimas mengerahkan segala kemampuan dan tenaganya untuk mengikuti lomba balap karung. Dimas melakukan pemanasan terlebih dahulu setelah itu Ia berdiri di area yang sudah disediakan. Dengan mantap Dimas memasang karung yang ada di bawahnya. Dimas sangat siap menghadapi rintangan yang akan dihadapinya. Seperti perjuangan para pahlawan, Dimas memperjuangkan dirinya untuk sembuh dan mengikuti lomba balap karung. Tekad Dimas membawanya menuju kemenangan. Ia mendapatkan juara 1 lomba balap karung. Dimas sangat senang sampai Ia melompat-lompat kegirangan. Tujuh belas Agustus pada tahun ini sangat berarti karena pada hari itu Dimas dapat membuktikan pada dirinya sendiri bahwa Ia mampu menghadapi tantangan seberat apapun itu jika Ia bertekad kuat bahwa dirinya mampu.


Karya : Adelia Elsa Damayanti

Balap Karung Balap Karung Reviewed by LPM Lensa Poliban on Rabu, Februari 08, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar