Kepompong

http://bundaalifadha.com/

Di sebuah kebun milik keluarga kecil di tepi danau terdapat seekor ulat bulu bernama Momo. Momo tinggal di ranting pohon apel. Momo suka memakan daun apel. Setiap hari Momo memakan daun apel tanpa jeda. Hal itu membuat badannya gemuk dan bulunya lebat.

Suatu hari Momo merenung di tepi daun. Ia melihat pemandangan kebun kecil dari tepi pohon apel. Momo melihat danau dengan latar pegunungan yang indah dan sebuah keluarga kecil yang asyik bercengkrama. Momo merasa sepi karena dia hidup sebatang kara di pohon apel dengan pemandangan indah. "Sayang sekali aku tak punya teman ataupun keluarga untuk menikmati pemandangan yang indah ini," ucap Momo.

Momo yang kesepian pun akhirnya memutuskan untuk lanjut memakan daun itu. Momo bertekad saat menjadi kupu-kupu, Ia akan menikmati pemandangan tersebut dengan seorang teman. Momo tidak sabar menunggu waktunya menjadi kupu-kupu. Momo semakin semangat memakan daun supaya waktunya menjadi kepompong cepat tiba.

Waktu yang ditunggu telah tiba, Momo sudah cukup untuk menjadi kepompong. Momo membuat selimut agar dirinya selalu merasa hangat saat beristirahat. Momo bergantung di sebuah daun apel. Momo memulai hari barunya untuk berhenti memakan daun dan beristirahat sampai Momo berubah menjadi seekor kupu-kupu.

Selama Momo menjadi seekor kepompong, Ia bermimpi menjadi kupu-kupu cantik yang hinggap di bunga-bunga indah dengan pemandangan matahari terbenam dan latar pegunungan. Momo memiliki sayap berwarna biru dengan corak yang cantik. Momo berteman dengan kupu-kupu, lebah dan capung di kebun itu. Momo menjadi kupu-kupu yang ramah bagi semua orang. Momo tersenyum dalam tidurnya. Momo tidak sabar menunggu hari itu tiba.

Bersamaan dengan itu, keluarga kecil di rumah tepi danau tampak bergegas. Mereka memasukkan beberapa koper dan kardus ke dalam mobil yang telah disiapkan sang Ayah. Sang anak yang memegang ransel melihat ke arah rumah dan kebun milik keluarganya untuk terakhir kali. Lalu Ia mengalihkan pandangan ke danau di depan rumahnya dan berharap semoga pemandangan itu akan tetap ada. Ia bergegas menuju mobil karena sudah ditunggu orang tuanya. Keluarga kecil itu berangkat meninggalkan kebun dan rumah dengan sejuta kenangan mereka.

Setelah keluarga kecil itu pergi, tak lama datang rombongan truk dan alat berat lainnya. Terdengar bising teriakan lelaki berhelm jingga dan putih diadu dengan suara mesin. Satu orang pemimpin mereka melihat peta dan menginstruksikan bawahannya untuk membatasi area mereka. Mereka akan mengadakan proyek di tempat yang indah itu. Mesin mulai dinyalakan, mereka mulai menjalankan bulldozer untuk membasmi pohon yang ada di sana.

Mereka merobohkan pepohonan lebat yang berada di tepi danau. Brakkk! Suara pohon jatuh mencium tanah. Burung-burung terbang meninggalkan sarang mereka. Semua pohon telah diratakan, menyisakan rumah dan kebun milik keluarga kecil tempat Momo beristirahat. Momo dalam tidurnya tidak bergeming. Dia tetap melanjutkan mimpinya menjadi kupu-kupu biru yang cantik. Alat berat mulai mengarah menuju rumah dan kebun itu. Mereka memulainya dari rumah keluarga kecil itu. Brakk! Prakk! Rumah itu sekarang rata dengan tanah. Mereka mulai menuju kebun dan Brakk! Kebun itu sudah rata. Momo yang dalam tidurnya masih bermimpi indah saat mereka mulai meratakan pohon di sana. Kini Momo masih bermimpi menjadi kupu-kupu dan selamanya menjadi kepompong.


Karya : Adelia Elsa Damayanti

Kepompong Kepompong Reviewed by LPM Lensa Poliban on Senin, Februari 06, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar