Frans Heldo, Mengawali Jejak Presiden Mahasiswa Baru di Politeknik Negeri Banjarmasin

 

    
       Dalam suasana demokrasi yang menggelora di kampus, sorotan tertuju pada sosok yang akan menjadi pemimpin mahasiswa berikutnya. Terpilihnya Franz Heldo dari jurusan Administrasi Bisnis sebagai Presiden Mahasiswa (Presma) baru telah menandai awal dari sebuah perjalanan yang penuh harapan di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban). Sosok yang terpilih melalui Aklamasi ini akan memimpin ribuan mahasiswa dan diharapkan menjadi pendorong perubahan, suara mahasiswa, dan pemimpin yang mampu menghadapi tantangan serta mewujudkan harapan seluruh komunitas kampus. 

       Frans Heldo bukanlah nama baru di lingkungan kampus. Sebelum terpilih sebagai Presma, ia telah aktif terlibat dalam berbagai kegiatan mahasiswa, khususnya dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) unit Poliban. Dimana ia telah berkontribusi secara signifikan dalam berbagai kegiatan sosial dan pelayanan masyarakat.

      Dalam visinya, yang terwujud dalam slogan "Mewujudkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang progresif, aspiratif, sinergi, transparansi, dan inspiratif.” Menggambarkan rencana untuk membawa BEM ke arah yang lebih progresif dan sinergis dalam mengorganisir acara, memberikan dukungan kepada mahasiswa, organisasi, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ).

       Sedangkan dalam sebuah misi, salah satu di antaranya adalah "Menjalin komunikasi yang harmonis dan sinergis dengan Organisasi Mahasiswa (Ormawa).” Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan berdaya sinergi antara BEM dan ormawa lainnya. Konsep harmonis disini mencerminkan tujuan untuk memperkuat hubungan yang seimbang, saling mendukung, dan menghindari konflik di antara semua pihak yang terlibat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa hubungan antara BEM dan ormawa mengarah ke hal yang positif, produktif, dan membawa manfaat bagi seluruh warga kampus di Poliban.

      Dalam upaya menjaga relevansi dan konsistensi visi misi yang diusung, Heldo menegaskan bahwa konsistensi dalam pola penerapan visi misi tersebut menjadi hal utama. Visi dan misi tersebut dirancang untuk menampung aspirasi mahasiswa dari berbagai latar belakang, baik itu mahasiswa umum maupun ormawa di lingkungan kampus. Dengan memperkuat komunikasi dan keterbukaan terhadap ormawa-ormawa di Poliban, juga untuk merespons dan menjawab kebutuhan serta aspirasi mereka dengan langsung dan efektif.

       Program kerja yang telah disiapkan oleh Heldo mencakup beberapa inisiatif penting untuk tujuan kedepannya. Pertama, ada program Cleaning Days, yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan kampus dengan mengurangi berbagai dampak negatif, salah satunya seperti penyumbatan selokan.

       Kemudian, ada program Development Class yang dilaksanakan selama dua minggu di hari sabtu dan minggu. Program ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa Poliban dan siswa baru dalam memahami potensi mereka serta mempersiapkan untuk bergabung dengan ormawa atau himpunan di kampus. Juga mencakup pelatihan dalam hal manajemen waktu, pembelajaran surat-menyurat, serta pengenalan teknologi seperti robotic dan praktik-praktik lainnya.

       Selain itu, ada juga program Desa Binaan yang bertujuan untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat. Program ini akan dilaksanakan selama 5 hari dan akan difokuskan pada daerah yang membutuhkan bantuan. Heldo dan anggotanya berkomitmen untuk menjalankan program ini dengan menyeluruh.

        Berdasarkan dari program kerja tersebut masih belum terlaksana karena baru diterapkan dan Heldo juga berupaya meningkatkan respon dan kepercayaan dari mahasiswa dan ormawa agar program-program ini terus dikembangkan dan dapat memberikan dampak positif yang lebih besar di kemudian hari.

    Upaya untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan kemahasiswaan, Heldo dan anggotanya sedang berencana membangun kerjasama dengan akademik untuk mendukung program-program yang dirancang untuk membantu mahasiswa dalam berbagai kegiatan. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam berpartisipasi. Hal tersebut juga upaya untuk memperbaiki sistem kebijakan kampus saat ini. Heldo juga menegaskan bahwa jika ada mahasiswa yang menentang kebijakan kampus, langkah yang akan diambil adalah mencari jalan tengah melalui negosiasi. Selain itu, upaya akan dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan dari mahasiswa itu sendiri, dengan harapan dapat menemukan solusi yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.

      Dalam menghadapi kasus ketidakadilan yang terjadi di kampus, Heldo menjelaskan bahwa, “Terdapat 3 penerapan seperti pelayanan, pengaduan dan pembelaan. Oleh karena itu bidang Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Adkesma) harus berperan aktif serta dituntut untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak terjadi hal seperti itu. Lebih kearah cara mendekati mahasiswa di lingkungan kampus, akademik, dan ormawa. Jika ada hal seperti itu, dimana Adkesma di kabinet saya sendiri akan saya push dan selesaikan tidak hanya satu narahubung akan tetapi lebih banyak untuk menampung hal tersebut, mungkin suatu ide akan kami buat untuk gagasan tersebut, agar bisa tersusun dengan baik,” jelasnya.

      Dengan terpilih sebagai Presma baru tahun 2024/2025 Heldo pun menuturkan harapannya, “Harapan terbesar saya agar banyak calon presma yang bermunculan dan bagus, dan tidak seperti saya sendiri karena sistemnya agak rumit juga seperti Aklamasi dan untuk presiden mahasiswa selanjutnya diharapkan bisa lebih banyak potensi-potensi yang bagus, serta banyak kaderisasi yang bagus agar BEM kedepannya lebih baik pembawaannya,” tutupnya.

Penulis: Anissa Nurrahmah dan Andini Septiannur
Frans Heldo, Mengawali Jejak Presiden Mahasiswa Baru di Politeknik Negeri Banjarmasin Frans Heldo, Mengawali Jejak Presiden Mahasiswa Baru di Politeknik Negeri Banjarmasin Reviewed by LPM Lensa Poliban on Senin, Juli 08, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar