Tren Penggunaan PayLater di Kalangan Mahasiswa, Solusi atau Jebakan?
Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang lebih dikenal dengan istilah PayLater. Adalah sebuah layanan dimana memungkinkan seseorang untuk membeli barang atau jasa sekarang dan membayarnya di kemudian hari. Hal ini menjadi sebuah tren di kalangan Gen Z, khususnya pada mahasiswa. Namun di sisi lain, jika dibiarkan tanpa pengelolaan yang baik, kebiasaan menggunakan layanan ini secara terus-menerus dapat mempengaruhi pola hidup mahasiswa.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2023, penggunaan akses layanan Pay-later melalui aplikasi e-commerce dan dompet digital terjadi peningkatan penggunaan PayLater, yatu sebesar 33.64% dengan nominal 6,81 Triliun pada masyarakat Indonesia dan 26.5% berasal dari kalangan Gen Z berusia 18-25 tahun.
Seiring waktu, kebiasaan penggunaan PayLater membuat mahasiswa semakin terpapar gaya hidup ya-ng gemar membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang. Banyak mahasiswa yang cenderung tergiur oleh kemudahan dan tawaran tanpa bunga yang diberikan oleh platform e-commerce. Mereka mungkin merasa bahwa utang ini mudah untuk dibayar karena prosesnya yang cepat dan tanpa konsekuensi langsung.
Salah satu dampak terjebak dalam utang adalah munculnya gangguan psikologis, seperti mengalami gangguan kecemasan, stres, isolasi sosial, bahkan hingga adanya keinginan untuk bunuh diri. Stigma masyarakat yang menganggap utang sebagai kesalahan pribadi juga memperburuk kondisi ini, sehingga membuat individu merasa semakin terisolasi dan tidak berdaya.
Selain itu, tekanan finansial ini juga berkontribusi pada ketidakstabilan kehidupan mahasiswa. Dengan pengeluaran yang lebih besar dari pendapatan, mereka tidak hanya kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga kehilangan kesempatan untuk merencanakan masa depan, seperti membeli rumah atau melanjutkan pendidikan.
Masalah utang di kalangan mahasiswa tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu, tetapi juga oleh sistem ekonomi yang ada. Minimnya peran pemerintah dalam mengatur layanan keuangan seperti PayLater semakin memperburuk keadaan. Hal itu disebabkan karena akses yang mudah terhadap pinjaman dan tanpa adanya regulasi yang memadai, sehingga membuat generasi muda terjebak dalam utang.
Solusi untuk menghindari jebakan PayLater yaitu memerlukan pendekatan menyeluruh. Dari sisi ma-hasiswa, peningkatan literasi finansial menjadi langkah awal yang penting. Sehingga perlu memahami risiko layanan PayLater dan belajar mengelola keuangan dengan bijak.
Sementara itu, pemerintah dan institusi keuangan juga memiliki peran besar. Regulasi yang lebih ketat terhadap layanan PayLater diperlukan untuk melindungi generasi muda. Perusahaan penyedia layanan PayLater juga harus memberikan edukasi yang lebih transparan tentang syarat dan risiko penggunaan fitur ini.
Pada intinya, layanan PayLater memang menawarkan solusi cepat bagi mahasiswa yang membutuh-kan, tetapi tanpa pemahaman yang baik dan regulasi yang memadai, layanan ini justru bisa menjadi masalah yang memperburuk kondisi finansial dan psikologis mereka. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk mengambil langkah yang tepat demi mencegah generasi muda terjebak dalam lingkaran utang yang merugikan.
Penulis: Anissa Nurrahmah
Tren Penggunaan PayLater di Kalangan Mahasiswa, Solusi atau Jebakan?
Reviewed by LPM Lensa Poliban
on
Selasa, November 26, 2024
Rating:
Tidak ada komentar