Pelajaran untuk Kemajuan: Komparasi Transportasi di Indonesia dengan Korea Selatan
Transportasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan di zaman modern yang mencerminkan tingkat kemajuan suatu negara. Seperti di Indonesia dan Korea Selatan, dua negara dengan latar belakang geografis, budaya, dan tingkat pembangunan yang berbeda, memiliki sistem transportasi yang cukup kontras. Perbandingan antara keduanya dapat memberikan pelajaran berharga bagi pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia.
Korea Selatan dikenal memiliki sistem transportasi yang sangat maju, didukung oleh jaringan infrastruktur yang terintegrasi dengan baik. Sistem kereta cepat atau yang dikenal juga sebagai Korea Train Express (KTX), mampu menghubungkan berbagai kota besar dalam waktu singkat dengan kecepatan hingga 300 km/jam. Selain itu, jaringan kereta bawah tanah di Seoul adalah salah satu yang terbaik di dunia, terkenal karena ketepatan waktu, kebersihan, dan kemudahan aksesnya.
Sebaliknya, transportasi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Meski pemerintah telah membangun proyek infrastruktur besar seperti Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta dan Light Rail Transit (LRT) di beberapa kota lain, konektivitas antar wilayah belum optimal. Jaringan transportasi umum di luar kota besar cukup terbatas, dan ketergantungan masyarakat pada transportasi seperti bus atau kendaraan pribadi masih sangat tinggi.
Ketepatan waktu adalah salah satu keunggulan utama transportasi di Korea Selatan. Sebagian besar layanan kereta dan bus di negara ini beroperasi sesuai jadwal dengan persentase keterlambatan yang rendah. Penumpang dapat merencanakan perjalanan mereka dengan akurasi tinggi, yang meningkatkan produktivitas dan kenyamanan dalam penggunaan layanannya.
Di Indonesia, transportasi umum seringkali ditemui dengan masalah ketidakpastian jadwal. Bus, angkutan kota, atau kereta api komuter sering kali mengalami keterlambatan karena kemacetan lalu lintas ataupun masalah teknis. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kendaraan pribadi yang justru memperburuk masalah kemacetan.
Sedangkan Korea Selatan telah memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi transportasi. Sistem pembayaran berbasis kartu elektronik seperti T-Money yang memudahkan penumpang untuk menggunakan transportasi umum dengan satu kartu. Selain itu, aplikasi peta dan transportasi seperti KakaoMap dan NAVER Map memberikan informasi real-time tentang jadwal dan rute perjalanan.
Indonesia mulai mengadopsi digitalisasi di sektor transportasi, seperti penggunaan aplikasi Gojek dan Grab yang sangat populer. Namun, penerapan teknologi untuk transportasi umum seperti kartu pembayaran elektronik masih terbatas pada beberapa kota besar, dan integrasinya belum cukup optimal.
Indonesia dapat belajar banyak dari Korea Selatan dalam membangun sistem transportasi yang efisien dan modern. Seperti meningkatkan investasi pada infrastruktur, contohnya perluasan jaringan kereta dan transportasi massal adalah langkah yang penting. Selain itu, pemerintah perlu mendorong adopsi teknologi untuk integrasi dan kemudahan akses transportasi.
Namun, perlu diingat bahwa solusi yang diadopsi harus mempertimbangkan konteks lokal Indonesia. Dengan wilayah geografis yang jauh lebih luas dan populasi yang sangat beragam, pendekatan transportasi di Indonesia harus lebih fleksibel dan inklusif. Fokus pada pembangunan di luar Pulau Jawa juga menjadi kunci untuk pemerataan akses transportasi di seluruh negeri.
Perbandingan antara sistem transportasi di Indonesia dan Korea Selatan menunjukkan bahwa modernisasi transportasi bukanlah hal yang mustahil. Dengan komitmen kuat dari pemerintah, kolaborasi dengan sektor swasta, serta dukungan masyarakat, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dan membangun sistem transportasi yang lebih baik, tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan nantinya.
Penulis: Nur Syifa Nadya Rahmi
Pelajaran untuk Kemajuan: Komparasi Transportasi di Indonesia dengan Korea Selatan
Reviewed by LPM Lensa Poliban
on
Selasa, Januari 28, 2025
Rating:

Tidak ada komentar