Peringati Hari Pers Nasional, PWI Adakan Diskusi Adinegoro dan Pelatihan Pers Kampus


Sabtu, 8 Februari 2025 menjelang peringatan Hari Pers Nasional yang ke-79, Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin mendapat kesempatan untuk menjadi mitra penyelenggara Diskusi Adinegoro dan Pelatihan Pers Kampus yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Forum ini diadakan di Hall Gedung Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) ULM Banjarmasin. Dengan mengusung tema “Membangun Kolaborasi Investigasi dan Inovasi Media Besar dan Kecil Menuju PERS Berkualitas”, acara ini dihadiri kurang lebih 100 orang peserta, baik itu wartawan maupun mahasiswa/i dari berbagai kampus. Narasumber yang dihadirkan adalah para pakar media dan wartawan-wartawan senior yang sudah pasti memiliki banyak pengalaman seputar dunia jurnalistik, diantaranya ialah Bagja Hidayat (Wakil Pemimpin Redaksi Tempo), Dr. Artini (Wartawan Senior sekaligus Pengajar Komunikasi di LSPR), Dr. Akhmad Edhy Aruman (Wartawan Senior), Toto Fachrudin (Sekretaris PWI Kalsel), Yudono (Wartawan Senior), serta para pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024. 

Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia Kalimantan Selatan (PWI KalSel), Toto Fachrudin, memperkenalkan 7 pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 yang akan berbagi pengalaman dalam diskusi. Yaitu:

  1. Kategori karya Jurnalistik Foto: Agus Susanto (Kompas ID) – "Harga Beras Mahal, Masyarakat Berebut Beras Murah di Babelan".

  2. Kategori karya Jurnalistik Video: Mohammad Suriadin, Tiara Harahap, Ardin Tato, dan Alwan Syahmidi (Tv One) – "Longsor Maut Tambang Ilegal", diwakili oleh Ardin Tato.  

  3. Jurnalistik Siber: Anggi Kusuma Dewi dkk. (Kumparan) – "Terimpit Proyek Raksasa PIK 2 di Utara Tangerang", diwakili oleh Erandhi Hutomo Saputra.  

  4. Jurnalistik Audio: Taufik Hidayat (RRI Sintang) – "JEBAKAN MAUT JUDI ONLINE - Generasi Kini Dalam Lingkar Adiksi Internet".  

  5. Jurnalistik Cetak: Praga Utama dkk. (Tempo) – "Skandal Guru Besar Abal-abal", diwakili oleh Yosea Arga Pramudita.  

  6. Pers Kampus: Zulkifli Ramadhani (UKPM Genta Andalas) – "Antara Sampah dan Kepedulian: Realita Sampah Berdekatan dengan TPA".  

  7. Jurnalisme Warga: Dwi Setyowati – "Tantangan Keberlanjutan Wisata Garongan Sleman"

Setelahnya, acara dilanjutkan dengan Yudono selaku moderator sekaligus wartawan senior yang menampilkan video Anugerah Jurnalistik Adinegoro. Penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro ini merupakan penghargaan tertinggi bagi wartawan Indonesia yang diadakan setiap tahunnya sejak 1974 sebagai bentuk apresiasi kepada para jurnalis Indonesia. Penghargaan ini diberikan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk karya jurnalistik terbaik.

Dalam diskusi sesi pertama diisi oleh para peraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro yang membagikan cerita seputar pengolahan karya yang mereka buat. Pada pemaparan Yosea Arga Pramudita, salah seorang peraih penghargaan jurnalistik cetak dengan judul “Skandal Guru Besar Abal-abal”, ia menuturkan bahwa “Cover both side itu yang utama dalam liputan yang mengandung isu", ia juga memberikan semangat agar para pers tidak menyerah dalam melakukan liputan. Tidak hanya mendengarkan, para peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya seputar dunia jurnalistik.

Toto Fachrudin, Sekretaris PWI Kalsel sekaligus wartawan Radar Banjarmasin menyoroti betapa rendahnya tingkat literasi di Indonesia. “Yang menjadi persoalan kita sekarang adalah darurat literasi” ungkap Toto Fachrudin. Dalam hal ini, ia mengajak para peserta untuk turut membaca buku cetak dibandingkan buku digital. Ia menilai bahwa membaca dalam format cetak lebih efektif dalam meningkatkan konsentrasi dan literasi. 

Setelahnya, diskusi dilanjutkan dengan narasumber Bagja Hidayat, selaku Wakil Pemimpin Redaksi Tempo dan Dr. Akhmad Edhy Aruman yang merupakan wartawan senior. Dalam sesi ini, membahas mengenai peran dan tantangan pers kampus. Pers kampus dihimbau agar dapat membaca data secara kritis dan memberikan tulisan yang baik. Peserta juga diajarkan sedikit mengenai penulisan feature. Dr. Akhmad Edhy Aruman juga mengatakan untuk berhati-hati dalam mengangkat sebuah isu, “Berhati-hati terhadap sudut pandang, jangan sampai wartawan lebih penting daripada narasumber” ujarnya. 

Pada sesi akhir, Dr. Artini selaku wartawan senior sekaligus pengajar komunikasi di LSPR dan selaku ketua panitia Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, membawakan topik tentang jurnalistik Adinegoro. Diskusi ini membahas latar belakang penghargaan dan perjalanan seorang wartawan hebat yaitu Adinegoro yang sangat inspiratif. Dr. Artini juga memberikan kesempatan kepada beberapa peserta untuk maju ke depan dan membacakan 11 Elemen Adinegoro serta menjelaskan maksud dari masing-masing elemen tersebut. 11 Elemen yang dimaksud yaitu, Panggilan Hati, Pandai Menulis dan Berbahasa, Kebenaran Sejati, Kebebasan Berpikir dan Bertanggungjawab, Kreatif dan Kritis, Melihat Lebih Dalam dan Pikirkan Dampaknya, Pengawas Sosial, Tidak Komersil, Hobi Menjelajah, Pertalian Rohani Dengan Masyarakat, dan Menjadi Wartawan Bintang.

Acara Diskusi Adinegoro dan Pelatihan Pers Kampus berlangsung meriah, Dwi Setyowati, salah seorang peraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 kategori jurnalisme warga mengaku sangat senang melihat antusias para peserta dalam mengikuti acara ini, “Aku senang karena ruangan hampir penuh, berarti para peserta semangat untuk belajar” Ucapnya. Ia merasa forum diskusi yang diadakan ini sangat bagus dan memberikan banyak manfaat untuk para peserta terutama pers kampus karena dapat belajar langsung dengan wartawan-wartawan hebat yang sudah memiliki wawasan mendalam di dunia jurnalistik. Bukan hanya diskusi, tetapi juga pelatihan pers kampus yang tentu menjadi pengalaman menarik bagi para peserta. Dwi Setyowati mengajak para mahasiswa/i untuk ikut serta dalam penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro, karena terhitung  sejak tahun 2024 telah dibuka kategori Pers Kampus dan Jurnalisme Warga yang bisa diikuti oleh mahasiswa/i dan masyarakat. 

Dengan memperingati Hari Pers Nasional, Dwi Setyowati berharap agar pers kampus akan terus menunjukkan konsistensi dan tidak pernah berhenti di tengah jalan untuk berinovasi dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Baginya, pers kampus tidak hanya harus jago menulis, keterampilan pers dalam membuat konten juga diperlukan di era sekarang. “Intinya adalah tuliskan. Semua harus jago nulis dan semua itu bisa diasah dengan salah satu caranya yaitu ikut workshop seperti ini” tutup Dwi Setyowati. 

Perayaan puncak Hari Pers Nasional 2025 akan  berlangsung pada 9 Februari 2025 di Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Banjarbaru. Forum Diskusi Adinegoro dan Pelatihan Pers Kampus ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Pers Nasional dan diharapkan menjadi langkah awal bagi mahasiswa/i untuk lebih aktif di dunia jurnalistik. Dengan diskusi ini, diharapkan lahir generasi jurnalis muda yang berani, inovatif, dan siap membawa perubahan.


Penulis : Aulia Zulfa Nazwarni


Peringati Hari Pers Nasional, PWI Adakan Diskusi Adinegoro dan Pelatihan Pers Kampus Peringati Hari Pers Nasional, PWI Adakan Diskusi Adinegoro dan Pelatihan Pers Kampus Reviewed by LPM Lensa Poliban on Senin, Februari 10, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar